Anda bisa menyaksikan pemandangan matahari tenggelam yang indah. Di sebelah, utara, timur, dan selatan benteng; Anda bisa melihat keindahan pemandangan Kota Makassar yang menakjubkan.
Masyarakat Kota Makassar pasti mengenal dua tempat wisata yang saling berdekatan ini, yaitu Pantai Losari dan Benteng Fort Rotterdam. Fort Rotterdam adalah salah satu objek wisata terkenal dan berada
Anda bisa menyaksikan pemandangan matahari tenggelam yang indah. Di sebelah, utara, timur, dan selatan benteng; Anda bisa melihat keindahan pemandangan Kota Makassar yang menakjubkan.
Fort Rotterdam memiliki pesona sejarah yang kuat dan menjadi destinasi wisata bagi pelancong local, domestik, maupun mancanegara. Benteng peninggalan sejarah Kesultanan Gowa itu dikenal sebagai markas pasukan katak Kerajaan Gowa.
Fort Rotterdam memiliki luas sekitar 3 hektare (ha), berbentuk lima sudut seperti penyu. Tinggi tembok bervariasi, antara 5-7 meter dengan tebal 2 meter. Dulu Fort Rotterdam bernama Benteng Panyua atau Penyu.
Disebut demikian karena bangunan tua nan megah ini yang berdiri sekitar 1545 ini jika dilihat dari atas, bentuknya seperti penyu. Dalam filosofinya, penyu bisa hidup di daratan dan lautan. Karena itu, filosofi itu menjadi suatu simbol Kerajaan Gowa yang bisa berjaya baik di daratan maupun lautan.
Sebelumnya, Fort Rotterdam dikenal sebagai Benteng Ujung Pandang. Benteng itu dibangun Raja Gowa IX, Daeng Matanre Karang Manguntungi Tumaparisi Kallonna; kemudian diselesaikan putranya, yakni Raja Gowa X, I Manriwa Gau Daeng Bonto Karaeng Lakiung Tunapallangga Ulaweng pada 1545.
Awalnya, benteng itu berbahan dasar tanah liat. Namun, Raja Gowa ke-14, Sultan Alauddin, mengganti bahan konstruksi benteng ini dengan batu padas yang berasal dari pegunungan karst di daerah Maros.
Para pengunjung dapat mengetahui perjalanan sejarah dan melihat secara dekat benda-benda peninggalan zaman dahulu. Di sinilah semua peninggalan kerajaan tertata rapi dalam etalase kaca. Ada dua museum dalam benteng itu, yaitu I Lagaligo Sejarah dan I Lagaligo Budaya.
Pengunjung pun dapat melihat tempat penahanan Pangeran Diponegoro pada zaman penjajahan Belanda. Sebelumnya, Pangeran Diponegoro ditangkap dan dibuang ke Manado. Tahun 1834, VOC memindahkannya ke Fort Rotterdam. Ia seorang diri ditempatkan dalam sebuah sel penjara yang berdinding melengkung dan amat kokoh. Di ruang itu, ia ditemani peralatan salat, Alquran, dan tempat tidur.
Fort Rotterdam merupakan bangunan berarsitektur Portugis yang pada masa awal terdiri atas bangunan bertiang tinggi khas tradisional Makassar. Dalam perkembangannya, desain berganti menjadi bangunan bergaya Eropa atau gotik.
Nama Fort Rotterdam mencuat setelah Belanda atau Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) kala itu memenangi perang dan mengalahkan Kerajaan Gowa. Fort Rotterdam merupakan nama yang didedikasikan untuk menghargai Jenderal VOC, Cornelis Speelman. yang lahir di Kota Rotterdam, Belanda. VOC memfungsikan benteng itu sebagai gudang rempah-rempah untuk Indonesia di bagian timur.
Dalam Fort Rotterdam, ada 13 bangunan masih berdiri kokoh dengan taman hijau yang bisa dijadikan tempat berpose, bersantai, dan biasa dijadikan tempat berkumpulnya komunitas dari berbagai daerah di Sulawesi Selatan. Usai kemerdekaan RI, benteng itu menjadi pusat pertahanan TNI dan berubah menjadi pusat budaya Sulawesi Selatan pada 1974, terutama sebagai sarana wisata budaya dan pendidikan.
COMMENTS