Societeit de Harmonie atau yang sering disebut dengan Gedung Kesenian Sulawesi Selatan adalah wadah seniman Makassar dan sekitarnya untuk b...

Kendati gedung Societeit de Harmonie sudah tua namun hingga kini bangunannya masih kokoh berdiri. Berbagai pertunjukkan teater, pameran, lukisan, seni instalasi, konser musik dan kegiatan seni lainnya dihelat disini. Bangunan dengan nuansa arsitektur Eropa abad XIX ini mengusung gaya renaisance atau Yunani baru. Pada masa pendudukan Jepang (1942 – 1945) gedung ini dijadikan sebagai balai kota masyarakat. Selain itu, Societeit de Harmonie juga digunakan sebagai tempat rapat untuk kepentingan Jepang, selain – tentu saja – dipakai untuk pertunjukkan seni.
Sepeninggal Jepang, grup-grup seniman tidak bisa leluasa tampil karena Societeit de Harmonie dikuasai oleh Belanda, keturunan Cina dan golong pribumi tertentu. Beruntung pada tahun 1952 dukungan Gubernur Sulawesi Andi Pangerang Pettarani kepada seniman lokal berhasil mengambil alih gedung ini.
Societeit de Harmonie pulalah yang menjadi tempat lahirnya majalah kebudayaan Sulawesi “Mimbar Indonesia” dan majalah “Zenith”. Penerbitan ini merupakan kegiatan yang dirintis oleh tokoh-tokoh seperti M. Basir, Hisbuldin Patunru, H.D Magemba dan Ali Walangadi dalam rangka program Sticusa yang merupakan program kerja sama Indonesia – Belanda di tahun 1950.
Pada masa kemerdekaan, Societeit de Harmonie beralih fungsi menjadi kantor dan gedung pertunjukkan. Pada tahun 1998, pegiat kesenian di Makassar mendesak pemerintah setempat untuk memfungsikan gedung ini sepenuhnya sebagai tempat pertunjukkan dengan merenovasi dan menambah peralatan pendukung.
Dari segi artistik banguna ini sangat indah dengan adanya kolom-kolom yang berderet. Garis vertikal dan horisontal pada ventilasi menjadi unsur dekoratif yang menarik. Bentuk atapnya berupa limasan berkemiringan tajam dan merupakan unsur lokal pada bagunan ini. Sedangkan atap pada menara berbentuk kubah runcing dan patah di tengah berbentuk bujur sangkar. Bangunan yang menjadi saksi sejarah ini dilindungi sebagai suaka peninggalan sejarah dan purbakala Provinsi Sulawesi Selatan dan Tenggara.
Gedung Kesenian Sulawesi Selatan ini terletak di jalan Riburane No. 15. Letaknya hanya berjarak sekitar 600 meter sebelah barat lapangan Karebosi. Anda bisa menggunakan angkutan kota atau taksi.
COMMENTS