Nuraeni adalah Pendiri Kelompok Usaha Fatimah Az-Zahrah di kampung Paotere, Makassar
Sosok Nuraeni ini sudah hampir satu dasawarsa mendedikasikan dirinya memberdayakan istri-istri nelayan. Di kampung Paotere di bagian utara kota Makassar, tempat ia dan tiga orang anaknya hidup berdampingan dengan masyarakat nelayan.
Nuraeni sendiri bukan dari keluarga nelayan. Beberapa puluh tahun silam ia termasuk dalam deretan keluarga mapan di lingkungan ini. Suaminya merupakan seorang pegawai dengan jabatan yang lumayan bagus di instansi pemerintah.
Sebagai istri pejabat, kebutuhan hidupnya selalu terpenuhi. Karena itu, meski merupakan seorang sarjana, Nuraeni tak lagi perlu memikirkan untuk bekerja di luar rumah. Baginya menjadi ibu rumah tangga saja sudah cukup.
Namun kemapanan itu tak lama dirasakan Nuraeni. Suaminya mengalami serangan jantung dan meninggal dunia. Sejak saat itulah Nuraeni mulai memikirkan nasibnya sendiri.
Sebagai ibu rumah tangga biasa, Nuraeni mengaku tidak memiliki keterampilan apa-apa saat itu. Sementara ia harus menghidupi tiga anak lelakinya yang masih belia. Nuraeni seperti berada di perahu yang kehilangan nahkoda, ia mencoba membuka warung namun penghasilan dari situ tidak cukup untuk membiayai keluarga.
Abon Ikan Fatimah Az-Zahrah
Bergagai usaha sudah dilakoni oreh Nuraeni, tapi selalu gagal. Dan akhirnya suatu hari ia diundang untuk mengikuti pelatihan pengolahan hasil ikan di Dinas Perikanan Kota Makassar. Berbekal keterampilan dari pelatihan itu, perempuan kelahiran 06 Agustus 1969 ini membuat usaha rumahan pembuatan abon ikan. Ia mengajak istri-istri nelayan yang senasib dengan dia.Abon ikan yang diberi label nama Fatimah Az-Zahrah ini mulanya hanya diproduksi 35 Kg setiap pekan. Kini dalam sebulan usaha ini sudah mampu memproduksi abon ikan hingga 1 Ton. 1 Kg abon ikan Fatima Az-Zahrah dijual dengan harga dasar Rp. 100.000.
Untuk pengolahan abon ikan, Alumni Sospol Unhas ini dibantu sekira 10 istri nelayan. Masing-masing memiliki perannya, ada yang bertugas khusus mencabut tulang ikan, ada yang bertugas untuk memasak dan menggoreng abon ikan, ada yang bertugas untuk meracik bumbu-bumbu dan ada yang khusus untuk mengemas.
Saat ini tak hanya abon ikan yang diproduksi, kelompok Fatimah Az-Zahrah ini juga mengolah produk lainnya, seperti ikan bandeng tanpa tulang, olahan rumput laut dan lain-lain. Keunggulan produk Fatimah Az-Zahrah ini, selain aman untuk dikonsumsi untuk kesehatan, nilai gizinya juga sangat tinggi karena berasal dari ikan tuna segar.
Upaya yang dilakukan Nuraeni kini telah berbuah manis. Ia telah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarga nelayan di Paotere.
Bisnis abon ikan dari tanah Makassar ini terbilang sukses. Industri rumahan ini sedang meluaskan pasarnya hingga ke seluruh kecamatan di Kota Makassar, bahkan keluar pulau Sulawesi hingga menyeberang ke pulau Jawa.
Jerih payah ibu Nuraeni tidak sia-sia, sekarang para istri nelayanbinaannya sudah dapat mencukupi kebutuhan hidup mereka. Kelompok Usaha Fatimah Az-Zahrah yang dibentuk sejak 2007 silam, oleh Pemerintah Propinsi Sulawesi Selatan terpilih untuk mewakili Kota Makassar dalam usaha kreatif pemberdayaan wanita lanjut usia di tingkat propinsi.
COMMENTS