Kawasan karst Maros-Pangkep berlokasi di Taman Nasional Bantimurung, Pegunungan Bulusaraung.
Bagi para pecinta aktivitas ekstrem seperti caving, nama Maros-Pangkep sudah tak asing lagi di telinga. Kawasan karst yang berlokasi di Marod dan Pangkep ini adalah salah satu lokasi yang tak hanya diakui oleh para caver lokal, namun juga dunia.
Kawasan karst Maros-Pangkep berlokasi di Taman Nasional Bantimurung, Pegunungan Bulusaraung. Batu karst yang ada di kawasan ini umumnya menjulang menyerupai menara sehingga menjadi lokasi pemanjatan yang cukup menantang adrenaline. Untuk menuju lokasi ini, kita perlu berkendara sejauh 30 Km dari kota Makassar, atau sekitar 1 jam perjalanan.
Dengan luas mencapai 43.750 hektar, Maros-Pangkep menyandang predikat ‘hutan batu’ karst terluas kedua di dunia, setelah China. Luas tersebut mencakup 20.000 hektar area pertambangan, dan 23.750 hektar area konservasi Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung.
Ada sekitar 268 gua berstalaktit dan stalakmit yang ada di kawasan ini. 89 di antaranya adalah gue prasejarah yang meninggalkan jejak kehidupan manusia prasejarah, seperti lukisan pada dinding gua, alat dapur, dan sampah dapur prasejarah dari cangkang mollusca.
Beragam jenis flora hidup di kawasan karst ini, di antaranya Bintangur, Beringin, Enau, Nato, dan masih banyak lagi, termasuk flora endemik seperti Kayu Hitam Sulawesi dan Sepang yang biasa digunakan sebagai campuran minuman oleh warga lokal. Fauna endemik juga banyak ditemukan di sini, sebut saja kera hitam, tarsius, luwak, rusa, burung enggang, kalajengking gua, hingga beragam jenis reptil dan amphibi.
Pengusulan Maros-Pangkep sebagai warisan dunia sebetulnya sudah mencuat sejak tahun 2000-an, sebelum Taman Nasional terbentuk. Menurut situs UNESCO, baru pada 6 Oktober 2009 Maros-Pangkep resmi terdaftar sebagai calon Warisan Dunia kategori Natural.
Maros-Pangkep merepresentasikan kawasan yang bisa dijadikan rujukan penelitian mengenai sejarah bumi, sumber air, ekosistem pesisir, serta biota dan komunitas fauna hingga ribuan tahun ke belakang. Menariknya lagi, sumber air di kawasan ini dapat dijadikan sumber cadangan air di musim kemarau yang bisa dipakai untuk mengairi persawahan masyarakat sekitar.
COMMENTS